Saturday, 16 April 2016

Analisais ACG Starter Pada Sepeda Motor " Karya ilmiah "


Analisais ACG Starter Pada Sepeda Motor " Karya ilmiah "

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semakin pesat perkembangan suatu zaman semakin pesat pula perkembangan teknologi yang ada di dunia, sehingga menuntut seseorang untuk menciptakan atau mengembangkan suatu ide dalam bentuk teknologi yang lebih modern. Kebutuhan masyarakat dunia yang semakin meningkat apalagi dalam bidang teknologi, mengharuskan para engginer lebih bisa melayani dengan memberikan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini teknologi ACG ( Alternating Current Generator ) adalah suatu teknologi yang menjadi incaran masyarakat di berbagai belahan dunia.
Teknologi ini ditemukan oleh Hiroshi Tanaka yang kemudian dipatenkan oleh Honda Motor pada tanggal 14 September 2005. Sampai saat ini ACG starter hanya ada pada sepeda motor Honda Vario Techno 125 dan Honda Beat dan mungkin akan bertambah kesetiap produk baru dari Honda Motor.
Teknologi ACG Starter adalah teknologi yang mampu mengurangi getaran, konsumsi bahan bakar, serta akan membuat mesin motor terawat dengan baik. Mengetahui hal ini persaingan antar Industri – industri yang bergerak di bidang ini semakin ketat, sehingga membuat teknologi ini dipandang berkelas dan harus dimiliki oleh setiap industriawan. ( Tanaka : 2005:1 )
Dengan ini Makalah Dengan judul Teknologi ACG Starter pada Sepeda Motor ditulis untuk mengetahui keuntungan atau kekurangan dari teknologi ini, serta mungkin atau tidaknya teknologi ini diaplikasikan bukan hanya pada mesin sepeda motor.

1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah teknologi ACG Starter itu, serta keunggulan pada sepeda motor
2. Bagaimanakah perbedaan Sistem ACG Starter dengan sistem Konvensional Starter pada sepeda motor
3. Bagaimanakah sistem teknologi ACG Starter bekerja pada mesin sepeda motor

1.3. Tujuan
1. Mendiskripsikan Bagaimanakah Sistem ACG Starter itu serta keunggulan pada Sepeda motor
2. Mendiskripsikan Bagaimanakah perbedaan Sistem ACG Starter dengan sistem Konvensional Starter pada sepeda motor
3. Mendeskripsikan Bagaimana sistem teknologi ACG Starter bekerja pada mesin sepeda motor

BAB II
PEMBAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pembahasan masalah akan menyajikan tentang (1). Bagaimanakah teknologi ACG Starter itu, serta keunggulan pada sepeda motor, (2). Bagaimanakah perbedaan Sistem ACG Starter dengan sistem Konvensional Starter pada sepeda motor, dan (3). Bagaimanakah sistem teknologi ACG Starter bekerja pada mesin sepeda motor

2.1. Teknologi ACG Starter
2.1.1. Pengertian
Alternating Current Generator (ACG) adalah teknologi yang dikeluarkan oleh Honda Motor pada mesin sepeda motor untuk menghasilkan listrik dengan hasil arus bolak-balik (AC), sedangkan starter yaitu alat untuk memulai kerja suatu alat lain atau mesin. Sehingga keduanya dikombinasikan menjadi ACG starter.
Teknologi ACG Starter pada awalnya sempat diaplikasikan pada motor Honda PCX 125, namun kini teknologi ini dapat Anda temukan juga pada Honda Vario Techno 125 ISS. Pada dasarnya, teknologi ACG Starter yang terdapat pada motor Honda merupakan kombinasi dari teknologi ISS (Idling Stop System).
Teknologi ACG Starter adalah teknologi yang mampu Mengurangi getaran dan bunyi saat menyalakan mesin motor, konsumsi bahan bakar, serta akan membuat mesin motor terawat dengan baik. ( Tanaka: 2005: 1)

2.1.2. Kegunaan ACG Starter

Mengurangi getaran dan bunyi saat menyalakan mesin motor. (Sudah tidak lagi Starter “Bletakkk”).
·         Mengurangi konsumsi BBM (karena adanya sistem decompression yang mempermudah kerja piston)
·         Mengisi aki secara otomatis
·         Menjamin perawatan motor karena tidak menggunakan brush yang biasanya terdapat pada dinamo biasa
·         Tanpa menggunakan dinamo starter, sepeda motor jadi lebih ringan dan konsumsi bahan bakar lebih efisien
·         Menggunakan ECU gabung dengan Fuel Injection, memaksimalkan kemampuan ECU
·         Tidak ada suara kasar dan bising ketika tombol starter ditekan, karena tidak ada komponen mekanis yang perlu bertautan 
·         Dapat digunakan untuk sistem yang menerapkan mematikan mesin saat sepeda motor idle/tidak bergerak
( Tanaka: 2005: 1-2)

2.2. Perbedaan sistem ACG Starter Dengan Konvensional Starter
Sistem starter konvensional menggunakan motor listrik dan beberapa gigi penghubung untuk memutar kruk as. Sehingga ketika tombol starter ditekan muncul suara seperti besi beradu sebagai pertanda gigi-gigi strarter saling menggerakkan hingga mesin pun menyala.
Berbeda pada teknologi ACG, pada ACG tidak menggunakan motor starter dan mekanisme gigi starter sehingga dapat mengurangi suara kasar dari gigi-gigi starter dan minim getaran. ACG menggunakan perangkat starter elektrik yang mengandalkan putaran dari generator atau alternator untuk memutar kruk as. Alternator disini berfungsi ganda yaitu sebagai pembangkit listrik dan motor starter. Pada perangkat ACG terdapat 12 kutub magnet permanen yang menempel pada dinding flywheel. di dalam flywheel terdapat 18 kumparan yang melilit inti besi. kumparan tersebut dibagi menjadi 3 hal. Kumparan-kumparan tersebut yang nantinya akan menjadi magnet tidak tetap. ( Tanaka : 2005: 2)

2.3. Cara Kerja ACG Starter
Ketika mesin dinyalakan, arus listrik akan mengalir melalui stator yang berlaku sebagai magnet listrik (elektromagnet). Stator tersebut pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang hampir mirip dengan alternator, hanya saja lebih mengandalkan mekanisme antar magnet. Contohnya, pada Honda Vario Techno 125 ISS terdapat 12 kutub magnet permanen dan 18 kumparan yang terdiri dari kutub magnet yang remanen (tidak tetap). Kumparan-kumparan tersebut masih dibagi lagi menjadi 3 hal


Pada saat mesin dinyalakan, maka secara otomatis arus listrik akan langsung dialirkan ke FET Circuit yang terdapat pada Electronic Control Module (ECM) yang kemudian dibagi secara merata ke dalam 3 hall tersebut. Selanjutnya, stator yang telah menjadi elektromagnet akan bertemu dengan magnet flywheel.
Pertemuan antar kedua magnet inilah yang menyebabkan  flywheel bergerak, sebelum akhirnya menggerakkan piston yang terhubung langsung untuk menyalakan mesin motor. Selanjutnya, setelah motor dalam kondisi berjalan, maka secara otomatis ECU / ECM akan memutus tegangan listrik ke statordan beralih fungsi menjadi Generator AC.
Generator ini nantinya akan mengubah arus listrik menjadi DC (searah) untuk mengisi baterai (aki) dan mendukung kinerja ACG Starter pada penggunaan berikutnya.
Secara logika, karena gesekan yang terjadi adalah berasal dari pertemuan antara dua magnet, maka dapat dipastikan tidak akan ada lagi suara berisik akibat gesekan antar gir yang terjadi ketika Anda mulai menyalakan mesin motor (seperti pada sliding-gear starter-type system). Anda hanya akan merasakan mesin motor Anda menyala seketika dengan bunyi yang sangat halus (diminimalisasi).   ( Tanaka : 2005 : 3 )







Bab III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Pada Bab II telah dipaparkan secara rinci penjelasan tentang (1). Bagaimana teknologi ACG Starter itu, serta keunggulanya, (2). Perbedaan sistem ACG Starter Dengan Konvensional Starter, (3). Bagaimana Cara Kerja ACG Starter. Berdasarkan pembahasan tersebut dpat dikemukakan simpulan sebagai berikut.
(1) Teknologi ACG Starter adalah teknologi yang mampu menjadi jalan keluar setiap industri karna kegunaanya yang sangat besar serta perkembangan zaman yang terus menuntut para industrawan bersaing lebih ketat
(2) Perbedaan sistem ACG Starter Dengan Konvensional Starter antara lain
Untuk konvensional :
·         Masih mengunakan gigi untuk memutar kruk as sehingga ketika tombol start di tekan terdengan seperti besi    beradu
Untuk ACG Starter :
·         Menggunakan starter elektrik yang mengandalkan putaran dari generator atau alternator untuk memutar kruk as dan mekanisme gigi starter sehingga dapat mengurangi suara kasar dari gigi-gigi starter dan minim getaran
Sehingga dari perbedaan ini dapat dijadikan tolak ukur serta pertimbangan yang sangat baik untuk memilih teknologi yang lebih baik
(3) Cara Kerja ACG Starter
- Pada saat mesin dinyalakan, maka secara otomatis arus listrik akan langsung dialirkan ke FET Circuit yang terdapat pada Electronic Control Module (ECM)
- Stator yang telah menjadi elektromagnet akan bertemu dengan magnet flywheel.
- Pertemuan antar kedua magnet yang akan menyebabkan flywheel bergerak, sebelum akhirnya menggerakkan piston yang terhubung - Saat motor dalam kondisi berjalan, maka secara otomatis ECU / ECM akan memutus tegangan listrik ke statordan beralih fungsi menjadi Generator AC.
- Generator akan mengubah arus listrik menjadi DC (searah) untuk mengisi baterai (aki) dan mendukung kinerja ACG Starter pada penggunaan berikutnya.

3.2 Saran
Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan di atas, ada beberapa saran yang ditujukan.
1.      Teknologi ACG Starter adalah pilihan terbaik untuk teknologi dalam bidang otomotif karna kegunaanya yang sangat besar bagi masyarakat
2.      Untuk pengoptimalan penggunaan sistem ACG ini dianjurkan untuk memahami perubahan komponen atau rangkain dari sistem – sistem sebelumnya
3.      Untuk menghadapi perkembangan zaman perlu diadakan pengujian sisterm ini pada mesin selain mesin  sepeda motor

Daftar Rujukan

Hiroshi Tanaka, 2005, Engine start control system , Japan, EP20050003569

Wednesday, 6 April 2016

PERHITUNGAN & ANALISIS TABUNG HIDROLIK "Jack"


PERHITUNGAN & ANALISIS TABUNG HIDROLIK "Jack"



1.      THE PISTON ROD ( Batang Jungkit)
            Batang piston dalam bentuk melingkar & memiliki panjang 150 mm.   Batang piston terdiri dari baja ringan SA 36 kelas A. tegangan tekan dari SA 36 baja ringan adalah 407,7 MPa. ( Tentukan Panjang yang sesuai kemudian tentukan material yang diijinkan dari perhitungan F yang akan dijelaskan dibawah)
            Sejak minyak berkonsentrasi dalam silinder ketika dipompa oleh pompa plunger.   Minyak ini menciptakan tekanan dalam silinder dan sebagai piston yang bebas bergerak dalam silinder, seluruh tekanan bekerja pada penampang piston.
              Dalam rangka untuk merancang silinder hidrolik, kita harus tahu beban kapasitas silinder hidrolik bantalan tergantung pada dua faktor.
 1. kapasitas beban batang piston bantalan.
 2. kapasitas beban bantalan

2.      MENGHITUNG LOAD BEARING KAPASITAS PISTON ROD
            Dalam kasus kami, tekanan diterapkan oleh pada satu wajah piston sedangkan penampang lain dari piston menghadap dinding tetap.   Ini berarti bahwa kegagalan atau kerusakan batang piston akan hanya terjadi karena tegangan tekan berlebihan dikembangkan dalam batang piston.
            Seperti kita ketahui bahwa batas maksimum tegangan tekan yang spesimen baja ringan tahan adalah 407,7 MPa.
            Karena diameter piston yang 25 mm (tergantung soal) karena itu kita terakhir dapat menghitung jumlah beban maksimum yang dapat diciptakan oleh piston


Ø  σ = F/A
Dimana.,                                  R = jari-jari batang piston,
                                                            σ  = tekanan
                                                            A = luas kepala piston.
Tapi,                                                    A   =   πR 2

 A = Π x (25) 2
                         4                                                         
A  =   490,87 mm 2
σ   = 407,9 N / mm 2
F = σ x A
  =   407,7 x 490,87
  =   200127.699 N

Kita tahu,
                                      1 Kg gaya = 9,81 N
=>                       Gaya (F)   =   200127.699                                                   
                                                                9,81
=>                                  F    = 20.400,37   kg
Juga kita tahu,
           =>                                1 Ton = 1000 kg.
=>                                    F   =   20.4   Ton



Ini berarti 20,4 Ton adalah batas terakhir dari batang piston kami.   Tapi tujuan kami adalah untuk merancang silinder hidrolik yang dapat dengan mudah dengan berdiri dengan 3 sampai 5 ton.

3.      MENGHITUNG MAKSIMAL DALAM TEKANAN SILINDER
Mari kita asumsikan berat 5 ton ( F) bekerja pada piston.   Oleh karena itu tekanan yang diciptakan oleh piston dalam silinder atau barel dapat dihitung dengan rumus berikut

Hukum Pascal

P1 = P2

F1/A1=F2/A2

           =>                         P =  F/A
                                                                     

Di mana A adalah penampang batang piston.
=>                    Daerah   =   IID 2
                                                          4
                                                  =   II (25) 2   mm 2
                                                  =   490,81   mm 2
     
   =>                      =   5 ton ~ 5000 kg.

Sekali lagi, kita tahu
                                             1 kg gaya = 9.81N
                                             Angkatan = 9,81 x 5000N

=>                         Tekanan (P) = 9.81x5000  N / mm 2
                                                                   490,87  
=>                                           P    = 99,924   N / mm 2
Ini berarti bahwa tekanan dari 100 MPa atau 100N / mm 2 dinding laras silinder ketika silinder hidrolik akan dimuat dengan kekuatan 5 ton.


4.      MENGHITUNG KETEBALAN SILINDER
Persamaan yang lumpuh adalah: -
σ r   =   ( b – a ) / 2
σ c   =   ( b + a ) / 2

Dimana,
σ r = Stres radial
σ c = Stres keliling
a dan b   =   konstanta
r    = radius

Karena dia meter dalam adalah 40 mm per desain. Sekarang kita harus menghitung diameter luar.

Jari-jari =  r =    40    = 20 mm 
                              2             

jari-jari luar =   80 mm (abaikan jika yang ditentukan lebih dulu adalah jenis bahan ), jika kita menentukan diameter luar atau ketebalan sudah diketahui maka jenis baja atau bahanya yang dicari

Karena bahan yang digunakan untuk membuat laras silinder baja ringan SA 36 ada egangan tarik maksimum untuk bahan ini 410 MPa yaitu


    σ c   di   (r i) sama dengan 410 MPa
=>                   σ c =     410 =  (b + a) / (20) 2
=>                               b+ a =    410 x   (20) 2  ...........   (1)

Juga,
=>                    σ r   = (b  a) / (r i) 2       

Karena tekanan di permukaan dalam adalah 100 MPa
σ r di jari-jari dalam adalah sama dengan 100 N / mm 2

=>                    (b – a)/ (20) 2  =   100

σ r di jari-jari dalam adalah sama dengan 100 N / mm 2

=>                    b – a  =   100 x (20) 2  ….. (2)

persamaan (1) & (2) kita dapatkan,
=>           + a / (20) + b – a/ (20) 2  =   410 + 100

=>         2b / (20) 2   =     510
                      

=>        b   =      510 x 20 
                                          2

=>        b   =   102, 000 N

Menempatkan nilai b dalam Persamaan 2 & kita mendapatkan

=>          102.000     -    a   =    100
                             (20) 2

=>                    a   =       102.000     -    100
                                                     (20) 2

=>                      a =   155   N / mm 2

Oleh karena itu, persamaan Lame’s untuk kasus ini menjadi

=>        σ c = 102.000   +   115
                                     2

dan,
=>        σ r    =    102.000     -     115
                                           r 2

Sekarang barel itu harus cukup kuat untuk absorve semua stres sehingga stres pada permukaan luar dari laras harus nol.
yaitu
=>        σ r = o   (di radius r o)

=>       σ r   =   102.000      -     115    =   Hai
                                                  (r o) 2

  =>      102.000      -     115    =   Hai
                           (r o) 2
=>         o 2    =    102.000     
                                                     115    
     
=>         (r o 2)   =    886,956
=>          r o      = 29,78 mm
=>          r o      =   30 mm
=>         diameter luar (d o) = 30 x 2   =   60 mm
Barrel ketebalan dinding (t) = radious Outer - radious batin
=>          t   =   r o - r i    =   30 -20   =   10   mm

5.      Basis Desain 
                       
Asusmsi :
=>       Force (F) = 5 Ton  = 9,81 x 8000 N

Daerah saluran yang gaya akan bertindak
=>                   A = a 2   - B 2

Dimana,
  a = sisi alun-alun luar
  b = sisi alun-alun dalam

biarkan = 80 mm & b = 70 mm
Oleh karena itu ketebalan dinding saluran
=>        t   =   ab       =      80-70          =        10 mm
         2                                    2                   2                              2

=>        t    =    5mm

Stres dalam saluran ketika kekuatan dari 5 nada diterapkan

=>        stres (σ)   =   Memaksa
                                                            Daerah

=>        σ           =           9,81 x 5000
                                                     80 2-70 2

=>       Menekankan   =           9,81 x 5000
                                                                  1500

                                                  =   32,7 N / mm 2
                                                 
=   32,7   MPa

Karena stres yang dihitung di atas sangat jauh lebih kecil dari tegangan tarik utama dari SA36 baja ringan yaitu 407,7 MPa sehingga desain kami adalah dalam unit yang aman.

5.6        STRES PERHITUNGAN PADA TITIK lemah CHANNEL
Untuk tingkat bagian dalam basis hydnuos, luka harus diberikan untuk wajah batin hydronus sehingga flens silinder vertikal harus diatur dalam memotong.   Potong ini merupakan keharusan karena jika dipotong tidak diberikan flens silinder hidrolik vertikal tetap berada di luar pangkalan & ini menyebabkan penempatan yang tidak tepat dari hydronus di pintu.   Kedalaman pemotongan dasar & ini menyebabkan penempatan yang tidak tepat dari hydronus di pintu.   Kedalaman potong di dasar dari bagian dalam harus sama dengan ketebalan keseluruhan flange.

Karena ini dipotong diberikan ke dasar, bagian immerge lemah karena penurunan di daerah kami yang beban ton o5 bertindak pertimbangkan gambar berikut.

Sejak dipotong dari 20 mm diberikan karena daerah yang beban penuh akan bertindak akan menjadi seperti di bawah: -
Oleh karena itu wilayah bagian berbayang

SEBUAH   =   80 x 60   -   70 x 55
=>        SEBUAH   =   950 mm 2

Juga,
Menekankan   =   Memaksa
                                                       Daerah

Memaksa    =   5 ton

kita tahu,
                                    1 Ton   =   1000 KG
                                      1 Kg         =   9,81 N

                          Memaksa   (f)   =   5000 x 9,81 N

=>           Menekankan   =   5000 x 9,81
                                                   950

=>        Menekankan   =   51,63   N / mm 2            atau
=>        Menekankan    =   51,63   MPa

Yang kurang dari tegangan tekan utama dari baja ringan SA 36 yaitu 407,7 MPa karena desain kami benar-benar aman.

5.7        MENGHITUNG PANJANG HORIZONTAL & DAN VERTICAL
SILINDER
Untuk menentukan panjang setiap kita perlu memutuskan panjang Strock setiap silinder kedua silinder memiliki panjang saham berbeda yang dijelaskan seperti di bawah.

5.7.1    MENGHITUNG PANJANG HOROZONTAL CYLINDER
Horisontal silinder adalah silinder yang berjalan sejajar dengan bidang pintu silinder horisontal digunakan untuk menjepit atau mengunci hydronus proyek di pintu.   Stok untuk silinder hidrolik ini adalah sekitar 250 mm untuk menghitung panjang silinder, pertimbangkan gambar berikut.
Panjang silinder (c) adalah jumlah dari ketebalan akhirnya akan ketebalan, minyak, ketebalan kesenjangan, ketebalan piston, ketebalan semak, ketebalan segel dan stroke. Oleh karena itu panjang silinder

H   =   t 1   + T 2   + T 3 +   t 4 +     Saham
=>        L H    =   + 25 + 10 30 + 10 +   250
=>        L H   =    325 mm

Dimana
1 = ketebalan tutup akhir
2 = ketebalan semak-semak
3 = ketebalan kepala silinder
4 = ketebalan keran atas dalam kepala silinder

5.7.2    CALCULAING PANJANG VERTICAL CYLINDER
Demikian seperti dalam kasus silinder horisontal panjang silinder vertikal akan diputuskan dari saham diperlukan dari silinder ini. Hal ini praktis terlihat bahwa bahkan kesenjangan 20 atau 30 mm antara pintu dan chowkhat tetapnya, pada titik kunci, pintu tidak bisa dikunci. Jadi dengan menciptakan celah dari 60 sampai 80 digunakan mm dapat dengan mudah mematahkan kunci pintu.   Jadi stok yang dibutuhkan untuk silinder vertikal adalah sekitar 100 sampai 120 mm sudah cukup untuk pengoperasian hydronus. Panjang silinder vertikal sama dengan jumlah dari ketebalan dinding akhir, gap minyak, ketebalan piston, ketebalan saham semak dan ketebalan yaitu segel


=>        L V   =   t 1   + T 2   + T 3 +   4 +     Saham
=> L V   =   + 25 + 10 30 + 10 + 120 = 195 mm
                                    =>        L V    =    195mm
                                    =>        L H     =   325 mm
                                   

Dimana
1 = ketebalan tutup akhir
2 = ketebalan semak-semak
3 = ketebalan kepala silinder
4 = ketebalan keran atas dalam kepala silinder

5.8        MENGHITUNG KAPASITAS MINYAK DIBUTUHKAN OLEH CYLINDER HYDRAULIC
Dalam rangka untuk menentukan kapasitas minyak dan kapasitas minyak cadangan kita perlu menghitung jumlah minimum minyak yang digunakan dalam silinder horisontal dan vertikal serta cadangan minyak di pips hidrolik yang melengkapi diagram hidrolik.

5.8.1    MINYAK DIBUTUHKAN DARI CYLINDER HORIZONTAL
Minyak diperlukan untuk menjalankan piston dari silinder menggambarkan kapasitas minyak dari dia silinder hidrolik.   Kapasitas Minyak ini dapat tahu dengan menghitung Strock valume kerja di silinder.   Rumus untuk menghitung volume Strock dari silinder hidrolik diberikan sebagai

Volume saham   =   π   x       (dia dari oculinder) 2   x   (Panjang Stock)
            4

=>                    V N              =    π         (d H) 2     x   H
                                                           4
Dimana,
N    =    Volume saham silinder horizontal.
H    =    Diameter dalam silinder horizontal
H    =    Panjang saham silinder horisontal
H    =    40 mm
h    =    350 mm
  H               =   π   (40) 2    x    350   mm
4

        =   II    x   5,60,000   mm 3
                                                4

       =   439.822,97   mm 2
       =    4,398   x   10 -4   M S

Kita tahu 1
                                    1 L   =   1   dm 3
     Dan
=>       (1 dm) 3   =   (10 cm) 3
                        =>              1 L   =   1000 cm 3
=>    (1 cm) 3   =   {1     m} 3
                                                        100
                       
=>                                       1 L =   1000 x 1          3      
                                                                (100) 3             




=>             1 L    =    1000                 3
                                                       1000000

=>            1m 3   =   1000 L
=> 4,398 x 10 -4   M 3   =   1000 x 4,398 x 10 -4
=>                         H   =   0,4398 2 L
Kita juga tahu,
                                    1   L   =   1000 mL
=>                       H   =   439,82   mL
            =>            H    =    440   mL


5.8.2    MINYAK DIBUTUHKAN UNTUK VERTICAL RAM:

Membiarkan,
V    =   Volume saham untuk vertikal silinder
v =    diameter dalam silinder vertikal
V   =   panjang saham vertikal   silinder

=>        V V   =   π              (d v) 2     xs v
                                    4

Sini,
               d V   =   40 mm
V    =    π    (40) 2     x 120 mm
                                       4

V    =    π    x 192.000
                                      4
       
V   =   150.796,44   MM 3
Kita tahu
                        1 mm 3   =   ( 1    ) 3    M 3
                                          1000

   V V        =    1,50796 x 10 -4   M 3        
Kita tahu,
                          1 m 3    =    1000 L
    V V   =   1,50796 x 10 -4 x 1000 L
    V V   =   0.150796   L
Atau,
=>        V V   = 150,796 mL
=>        V V   =   151 mL

Oleh karena itu jumlah bersih minyak diperlukan untuk mendorong kedua silinder hidrolik.

Net    =    V H + V S
          =   (445 + 155)   mL
          =     595 mL
Net   =   600   mL   approx.


5.8.3    MENGHITUNG JUMLAH MINYAK DI PIPS & VAIVS
Sejak total panjang pipa sekitar 2 m yang akan dipotong dan digunakan untuk mentransfer minyak ke ekor domba jantan hidrolik.   Diameter pipa ini sekitar 1,5 mm atau 0,015 m.   Oleh karena itu volume minyak yang tetap dalam pipa dapat dihitung seperti di bawah
volume pipa   =   π     x   (dia pipa) 2 x   (panjang pipa)
                                                         4

=>    V P    =   II    (0,015) 2   x   (2)
                                                         4

  =   3.53 x 10 -4   m 3
=>        1M 3   =   1000 L
=>          V V   =   3,55 x 10 4    x 1000 L
=>                    V V   =   0,35342 L
Atau,
=>        V V   =   353,42 ML
=>        V V    =   354 ML   approx.

5.8.4    MENGHITUNG TOTAL OIL KAPASITAS DIBUTUHKAN UNTUK HYDRAULIC HAND PUMP
Kapasitas bersih dari pompa tangan hidrolik harus memenuhi permintaan minyak dari horisontal dan vertikal silinder hidrolik serta pipa.   Oleh karena itu kapasitas tangki pompa harus sama dengan jumlah dari volume dua ekor domba jantan
dan cadangan pipa yaitu kapasitas tangki harus lebih besar dari minyak beradab oleh proyek.

V   =   V H   +   V V   +   V P   +   V R
Dimana,
                                    V R   =   Cadangan   minyak di tangki
                                           = 1000 ml karena di unit aman.
=>        V = 440 + 155 + 354 + 1000
=>        V = 1.949 ml
=>        V = 2L approx.




            Bagaimana Stuff Works Situs web komersial ini tidak memberikan teknis  
                                                               penjelasan dari topik teknis.

            www.wikipedia.com                 Bekerja akting tunggal dan silinder ganda bertindak.

            www.wikipedia.com                 bekerja dari   tunggal akting dan pompa ganda bertindak.

            www.festo.com                         Situs ini merupakan sumber bebas yang baik untuk informasi tentang
                                                               perhitungan dan merancang silinder & pompa.

            www.wikipedia.com                  Segel piston.

            www.google.com                       Cairan hidrolik.



Daftar Rujukan :


            Kekuatan materi Oleh   Dr. Sadhu Singh, Art. 12,9 Beam Column, pg. 566.

            mesin Dersign oleh   RSKhurmi, Art.4.3,4.4,4.9   pg.88.